Selasa, 13 April 2010

Cinta Allah

Sungguh Allah sangat cinta kepada manusia, sebagai mahluk terbaik yang Dia ciptakan dengan “tangan-Nya” sendiri. Allah mencintai manusia dengan menciptanya sebagai mahluk yang paling utama dan paling sempurna yang diciptakan-Nya.

Sebagai aplikasi dari rasa cinta-Nya itu, Dia ciptakan manusia dengan sebaik-baik bentuk. Dalam surat At Tin ayat 4 Allah telah berfirman yang artinya, ”Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” Sebelum itu Allah juga telah mencipta bumi dengan segala isinya untuk manusia sebagai kalifah Allah di bumi. Simaklah firman Allah dalam surat Al Baqarah ayat 29 yang artinya, ”Dialah (Allah) yang menciptakan segala apa yang ada di bumi untukmu kemudian Dia menuju ke langit, lalu Dia menyempurnakannya menjadi tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu”. Maha Benar Allah dengan segala firman-Nya.

Dalam surat Al Baqarah ayat 164 Allah juga telah berfirman yang artinya, ”Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi, pergantian malam dan siang, kapal yang berlayar di laut dengan (muatan) yang bermanfaat bagi manusia, apa yang diturunkan Allah dari langit berupa air, lalu dengan itu dihidupkan-Nya bumi setelah mati (kering) dan Dia tebarkan di dalamnya bermacam-macam binatang, dan perkisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi, (semua itu) sungguh, merupakan tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang mengerti”. (Al Baqarah, 164). Maha benar Allah dengan segala firman-Nya.

Sungguh betapa Maha Pengasih dan Maha Penyayangnya Allah yang telah mencipta manusia dan segala apa yang ada di langit dan di bumi untuk memenuhi keperluan hidup manusia. Bahkan Allah pernah menyuruh para malaikat untuk sujud kepada Nabi Adam sebagai manusia pertama yang Dia ciptakan sebagai tanda penghormatan para malaikat kepada mahluk sempurna yang Dia ciptakankan itu, setelah Dia bekali Adam dengan ilmu pengetahuan. Hanya sayangnya Iblis dari golongan jin tidak mau sujud kepada Nabi Adam. Iblis melihat Nabi Adam hanya dari segi fisik semata yang barasal dari tanah. Padahal kehebatan Nabi Adam bukanlah hanya dari segi fisik semata melain dari segi kemampuannya menerima petunjuk dan hidayah dari Allah serta ilmu pengetahuan yang diajarkan Allah secara langsung kepadanya. Baca firman Allah dalam surat Al Baqarah ayat 30 sampai dengan 39.

Kelebihan manusia sesungguhnya sebenarnya bukanlah hanya dari segi fisik batang tubuh semata, melainkan non fisik yaitu kemampuan kalbu dan daya fikirnya. Dari kemampuan kalbu dan daya fikir inilah menyebabkan manusia tinggi nilainya di sisi Allah. Oleh karena itulah Allah banyak sekali menyuruh manusia untuk berfikir dengan memperhatikan tanda-tanda kebesaran-Nya di setiap ufuk, termasuk dari batang tubuh dirinya sendiri. Kejadian langit dan bumi beserta segala isinya adalah merupakan tanda kebesaran Allah yang paling nyata. Betapa Maha Besar dan Maha Agungnya Allah yang telah mencipta alam semesta ini bagi kehidupan manusia.

Kalau hanya ditinjau dari segi fisik semata, kemampuan manusia amatlah terbatas. Jika terbang pastilah manusia kalah dari burung yang bersayap, kalau berenang pastilah manusia kalau dengan ikan yang bersirip, kalau berlari pastilah manusia kalah dengan kijang yang berkaki empat. Namun dengan menggunakan akal fikiran yang dipandu oleh petunjuk dan hidayah Allah, manusia bisa terbang melebihi kecepatan burung elang, berenang melebih kecepatan ikan dan berlari melebihi kecepatan kijang. Hanya sayangnya kadangkala manusia itu tidak pandai bersyukur terhadap segala apa yang diciptakan dan dianugerahi Allah kepada kita semua.

Banyak manusia yang tidak menyembah Allah dan tidak menjadikan Allah sebagai Tuhannya. Simaklah firman Allah dalam surat Al Baqarah ayat 165 yang berarti, ”Dan di antara manusia ada orang yang menyembah tuhan selain Allah sebagai tandingan yang mereka cintai seperti mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat besar cintanya kepada Allah. Sekiranya orang-orang yang berbuat zalim itu melihat, ketika mereka melihat azab (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu semuanya milik Allah dan bahwa Allah sangat berat azab-Nya (niscaya mereka menyesal)”.

Alangkah ruginya manusia yang tidak menyembah Allah dan tidak menjadikan Allah sebagai tuhannya. Mereka kadangkala menyembah malaikat, jin, manusia, serta benda-benda mati yang dijadikan sebagai Tuhan. Kadangkala mereka menyembah patung-patung yang dipahat dari batu-batu gunung, yang dijadikan berbagai bentuk yang menyeramkan, kemudian patung itulah yang mereka sembah. Mereka melihat seolah-olah patung itu hidup padahal patung itu benar-benar benda mati yang tidak mampu melihat apapun.

Mengapa mereka bisa ditipu oleh kepercayaan yang tidak benar ini? Jawabannya memang karena manusia itu tidak mendapat petunjuk dan hidayah dari Allah. Mereka tidak membaca Alquran sehingga mereka tidak memahami bahwa tuhan mereka yang sesungguhnya adalah Allah. Setan masuk ke dalam hati sanubari manusia itu dan mendindingnya dari melihat dan mendengar ayat-ayat Allah yang dibacakan kepadanya. Abu Lahab dan Abu Jahal adalah dua contoh paman Nabi, yang hidup bertetangga dengan Nabi di Kota Mekah, tetapi kedua pamannya ini benar-benar menjadi musuh bagi Nabi. Abu Jahal mati dalam perang badar, sedangkan Abu Lahab mati setelah mengidap penyakit cacar yang menghancurkan seluruh jasad tubuhnya. Mereka bagaikan kayu lapuk dimakan ulat.

Sungguh rugilah manusia-manusia yang tidak menjadikan Allah sebagai tuhannya dan Nabi Besar Muhammad SAW sebagai rasulnya. Mereka tidak membaca Alquran dan tidak mengakui Alquran sebagai kalam Allah yang diturunkan untuk seluruh manusia. Melalui Alquran inilah sebenarnya manusia akan mengetahui betapa maha benarnya Allah yang telah menurunkan Alquran kepada kita semua.

Orang-orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah amatlah sangat cintanya kepada Allah. Segala aktivitas hidupnya dia gantungkan kepada Allah. Apa pun pekerjaan yang dia lakukan tidak akan melalaikannya dari mengingat Allah, karena dia paham betul bahwa semua itu adalah milik Allah. Allahlah pencipta alam semesta. Ke mana pun dia memandang, dia akan melihat ayat-ayat Allah sebagai tanda kemahabesaran Allah. Inilah agaknya arti dari firman Allah dalam surat Al Baqarah ayat 115 sampai dengan 117 yang artinya ”Dan milik Allahlah timur dan barat. Kemana pun kamu menghadap, di sanalah wajah Allah. Sungguh, Allah Maha luas, Maha Mengetahui. Dan mereka berkata, Allah mempunyai anak, Maha suci Allah, bahkan milik-Nyalah apa yang di langit dan di bumi. Semuanya tunduk kepada-Nya. (Allah) Pencipta langit dan bumi. Apabila dia hendak menetapkan sesuatu, Dia hanya berkata kepadanya, Jadilah, maka jadilah sesuatu itu.” Maha benar Allah dengan segala firman-Nya.

Sebagai aplikasi dari rasa cinta kita itu kepada Allah, mari kita laksanakan segala perintah-Nya dan jauhi segala larangan-Nya. Semoga Allah meridhoi segala amal saleh serta usaha dan upaya yang kita lakukan selama hidup di dunia yang fana ini. Amin ya Rabbal Alamin.***

Tiada ulasan:

Catat Ulasan